Pulang di kampus kemarin aku merenung. Yah, hujan dan macet. Sesuatu yang mungkin sudah tidak jarang kutemui ketika aku pulang sore. Melihat keadaan kanan dan kiri, entah apa yang
ada dibenakku, terbesit dalam pikiranku adalah wajah mama dan papa ku.
Awalnya aku
berpikir, jika aku sudah besar dan punya penghasilan sendiri, hal apa yang akan
ku berikan kepada mereka? Sesuatu yang mahal? Oke.. Ketika aku sudah sukses
nantinya, aku bergelimang harta, tapi apakah itu cukup membuat mereka bangga?
Aku berpikir, membelikan mereka pakaian yang mahal dan jalan-jalan ke luar
negeri apakah bisa membahagiakan mereka? Bagiku tidak. Mengajak mereka
jalan-jalan ke taman hiburan yang mahal dan terkenal memang akan membuat mereka
tersenyum.. Tapi apa ya.. Kayak ada yang janggal gitu.
Kembali ke
kebahagiaan masa kecil. Ingat ketika kamu ingin membeli suatu boneka Suzan atau
Barbie? Atau diajak makan keluar dan memilih menu kesukaanmu sendiri? Dan juga,
jalan-jalan ke taman hiburan untuk sekedar berjalan-jalan atau bermain bumper
car? Menurutku kebahagiaan itu sederhana. Jauh dari materi yang berlimpah, tapi
nyatanya itu menjadi kenangan terindah dan unforgettable
bukan? Sama seperti ku :)
Menurutku, orang tua
kita tidak akan menuntut lebih ketika kita sudah sukses nanti. Mereka hanya
berharap agar anaknya menjadi orang yang sukses, yang tidak malu menceritakan
kehidupannya ketika ada reuni sekolah. Namun sebagai anak, seharusnya kita harus
mengingat mereka. Dengan hal yang sederhana. Misalnya di tengah kesibukkan kita
bekerja nanti, kita tak lupa untuk menelepon mereka sekedar untuk menanyakan
sudah makan atau belum. Atau, mengajak mereka makan sesuai dengan keinginan
mereka. Sekali lagi, bahagia itu sederhana.
Pernah aku melihat
sebuah cuplikan sebuah serial televisi. Yah aku sebut saja acaranya. Yaitu
nilai kehidupan yang ada di TransTV. Aku banyak mendapatkan pelajaran dari
acara itu. Acara yang penuh dengan nilai-nilai dan pesan-pesan moral. Yang
paling ku ingat adalah sebuah scene panti jompo.
Begini kalau tidak salah ceritanya:
Suatu
ketika ada 4 orang lansia (anggap saja lansia A, B, C, dan D) di sebuah panti
jompo. Mereka sedang duduk sore di taman panti sambil menikmati secangkir teh.
Lalu, salah satu mereka membuka obrolan ringan.
Lansia A
|
: anak saya
seorang pilot. Sekarang dia sedang ke luar negeri.
|
Lansia B
|
: kalau anak saya
seorang dokter. Dia menjadi dokter yang sangat sukses
|
Lansia C
|
: anak saya jadi
business man. Sahamnya lagi naik banget
|
kira-kira seperti
itu, mohon maaf kalau salah script. Tapi
intinya memang begitu, ketiga lansia itu membanggakan anak-anaknya yang sudah
sukses. Namun, lansia D hanya diam saja. Dia hanya senyum-senyum kecil sambil
mendengarkan teman-temannya bercerita. Lalu Lansia A iseng bertanya kepada
Lansia D.
"Kalau anak
Ibu, sekarang jadi apa?"
Dengan senyum kecil,
Lansia D menjawab "anak saya sekarang bekerja di kantor pos. istrinya
membuka toko sebagai penghasilan sampingan."
Lalu lansia A, B,
dan C pun lantas tertawa dan menyeletuk "memang setiap hari, kamu
dibawakan perangko sama anakmu?"
Lansia D pun tidak
menjawab. Dia hanya diam dan
senyum-senyum kecil.
Tak lama kemudian,
ada seorang gadis kecil menghampiri Lansia D "nenek, aku kangen sama
nenek. Ayo kita pulang nek."
Dan dengan
sumringah, Lansia D menyambut cucu kecilnya itu. Tak lama kemudian, menantu dan
anaknya pun datang. "Ibu, mari kita pulang. Bawaan ibu sudah mas masukkan
ke mobil." kata menantu Lansia D sambil mencium tangannya
Dengan sumringah,
Lansia D pun berpamitan kepada ketiga rekannya itu. Wajah yang nampak bahagia
dari Lansia D menuju mobil anaknya. Memang mobilnya tidak mewah, tetapi wajah
Lansia D itu tetap bahagia. Akhirnya, Lansia D pulang kerumah anak dan
menantunya dan meninggalkan panti jompo itu. Ketiga rekannya itupun langsung
terdiam dan merenung melihat Lansia D yang sudah masuk ke mobil.
Apa yang bisa kita
ambil dari cerita ini? Di akhir scene
itu ada sebuah kata mutiara yang dapat kita ambil hikmahnya, kebetulan saya
lupa apa kata mutiara itu dengan persis. Namun intinya, seorang anak yang berbhakti adalah anak yang tidak
lupa pada orang tuanya.
So, buka lagi buku
kenangan masa kecil Anda. Lihat, betapa bahagianya Anda saat itu. Kalau Anda
tidak mempercayai kekuatan cinta orang tua kita, lihat saja bagaimana orang
lain yang masih mempunyai anak kecil. Cinta mereka terhadap buah cinta kecilnya
itu. Seperti itulah orang tua Anda dulu, bahkan lebih. Saya juga pernah
mendengar suatu kutipan (yang saya juga lupa darimana) yaitu: orang tua yang memperlakukan anaknya dan
memperhatikan anaknya sama sewaktu anak mereka masih kecil, itu berarti cinta
dan kasih sayang orang tua itu tidak pernah berkurang. Well, lets
respect our parent!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sih boleh . malah bagus ... tapi yang sopan ya :)