Aku bahagia, sangat bahagia. Aku tidak tahu
mengapa ujung bibirku ini sering tertarik, ketika kamu ada di sampingku. Rasanya
susah untuk menyembunyikan senyum dan muka yang merah padam menahan rasa saat
kamu ada di sampingku. Kamu, salah satu alasanku untuk terjaga di kala malam.
Waktu demi waktu kita lewati bersama-sama. Tidak bisa
ku hitung. Rasanya indah sekali, dan aku tidak ingin mengakhirinya. Aku senang,
ketika kamu senang. Aku sedih ketika kamu sedih. Mirip dengan novel romansa,
atau sejenis film film di televisi. Klise, tapi memang begitu adanya.
Aku ingin mengenalmu lebih dekat. Lebih jauh. Lebih
dalam. Rasa tidak ingin kehilangan juga mulai tumbuh. Aku tahu, ini sudah
diluar wajar.
Dan sekarang, aku merasa sangat bodoh. Aku bisa
melihat senyummu, tapi aku tidak bisa tertawa bersamamu. Aku, seperti komedi
putar… yang seakan jalan tapi sesungguhnya tidak kemana-mana. Aku, seperti roda
mainan hamster. Terus berputar, tapi tetap….. tidak kemana-mana.
Menjadi pengagum rahasiamu memang suatu pilihan
yang berat. Tapi bagiku itu masih lebih ringan daripada kamu mengetahui apa
yang sesungguhnya aku rasakan. Lebih berat jika kamu tidak bersikap baik lagi
kepadaku seperti sekarang ini.
Ternyata, pilihan yang aku pilih rupanya salah. Sekarang,
aku hanya diam mematung. Melihat kamu duduk bersandingan mesra, dengan dia. Seseorang
yang kau pilih untuk menjadi ibu anak-anakmu. Menjadi seseorang yang kau jaga
baik susah dan senang. Aku ingin teriak, mengapa bukan aku yang berada di sana?
Aku lebih lama bersamamu? Aku lebih memahamimu! Aku lebih…. Ah sudahlah.
Semoga kamu bahagia. Aku sedang memunguti
rontokan hati yang kau pecahkan kemarin. Sudah, tidak usah pedulikan aku. aku
tidak apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar sih boleh . malah bagus ... tapi yang sopan ya :)